Pengikut

Senin, 01 Maret 2010

Teruntuk Saudaraku

Gadis berambut panjang berlari girang menuju rumah
Sesampainya di ruang tengah, lompatlah ia ke sofa rotan tua warisan nenekku
Dengan penuh semangat, diperlihatkannya cincin berlian tersemat di jari manisnya
Rupanya seorang pria telah menawar hati saudaraku

Menyaksikan itu, aku barulah tersadar
Oh...waktu ternyata berjalan begitu cepatnya
Kupikir baru saja aku menemani saudaraku menuntaskan tugas akhirnya
Kupikir baru saja aku melihatmya memakai toga
Dan kurasa baru saja ia mengantarkanku mendaftar di universitas
Ternyata aku tak menangkap berjalannya waktu

Semoga ini pria yang pertama dan terakhir untuknya
Seorang pria yang pertama menyematkan cincin di jari manisnya
Dan seorang pria yang terakhir ada di hidupnya
Semoga berhasil saudaraku

Nologaten, saat menemani saudaraku teridur pulas

Setelah Empat Tahun

Cukup lama aku menanti
Cukup lama aku berjibaku

Urusan duniawi telah mereggut hak asasi
Entah mengapa itu kualami
Mampukah melawan takdir?
Pertanyaan itu kujawab dengan lantang, TIDAK!
Bukti sudahlah kuat
Bahwa empat tahun sudah aku terjebak di dalamnya

Setelah empat tahun,
Kini aku memulai kembali semuanya
Bagai kertas putih, kugoreskan lagi dengan pena
Berharap tak kan terulang lagi empat tahun yang lalu

Minggu, 29 Juli 2007

Menunggu di sudut fajar

bulir beterbangan temani rayuan bayu
lazuardi jelas meredup
waktuku tak lama
tapi cahaya itu tak kunjung tiba
bahkan terasa semakin menjauh

Dua bulan bersulang
sungai pun mulai berhenti menangis
tetap cahaya itu tak kunjung datang
ayolah Tuuhan....
hidupku tinggal sejengkal lagi!
Dimana KuasaMu?
Tunjukkanlah padaku,
Hambamu yang nista ini


Rumah kedua, saat adzan maghrib berkumandang